Alkali Tanah
Unsur-unsur
alkali tanah dalam sistem periodik menempati golongan IIA. Unsur-unsur alkali
tanah terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr),
barium (Ba), dan radium (Ra). Disebut alkali tanah karena oksida dan hidroksida
dalam air bersifat basa (alkalis) dan oksidanya serupa dengan Al2O3 dan oksida
logam berat yang sejak semula dikenal dengan nama tanah.
a.
Sifat-Sifat Fisis
Unsur-unsur
alkali tanah kecuali berilium (Be) semua merupakan logam putih keperakan dan
lebih keras dari alkali.
Sifat-Sifat Fisika Logam-logam Alkali Tanah
(Tak Termasuk Radium)
(Tak Termasuk Radium)
Pada
tabel di atas terlihat dengan naiknya nomor atom, jari-jari atom bertambah
panjang yang berakibat semakin lemahnya gaya tarik antaratom. Hal ini
menyebabkan makin menurunnya titik leleh dan titik didih. Logam alkali tanah
memiliki 2 elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat daripada ikatan
logam pada alkali seperiode. Hal ini menyebabkan titik leleh, titik didih,
energi ionisasi, kerapatan, dan kekerasan alkali tanah lebih besar daripada
logam alkali seperiode. Sedangkan untuk keraktifan logam alkali lebih besar
dari alkali tanah karena hanya perlu melepaskan 1 elektron. Pada table
periodic, unsure unsure pada periode bawah cenderung bersifar radioaktif.
b.
Sifat-Sifat Kimia Alkali Tanah
Alkali
tanah merupakan golongan logam yang reaktif meskipun tidak sereaktif alkali.
Kereaktifan logam alkali tanah meningkat dengan semakin meningkatnya jari-jari
atom. Alkali tanah dapat bereaksi dengan hampir semua unsur nonlogam dengan
ikatan ion (kecuali berilium yang membentuk ikatan kovalen). Beberapa reaksi
alkali tanah dengan senyawa atau unsur lain adalah sebagai berikut.
1)
Reaksi dengan Oksigen
Semua
logam alkali tanah dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida yang mudah larut
dalam air.
2Ca(s)
+ O2(g) → 2CaO(s)
Contoh:
2Ba(s) + O2(g) → 2BaO(s)
Bila
oksigen berlebih dan pada tekanan tinggi terjadi peroksida.
Ba(s)
+ O2(g) → BaO2(s)
(berlebih)
Kelarutan oksidanya semakin besar dari atas ke bawah.
(berlebih)
Kelarutan oksidanya semakin besar dari atas ke bawah.
2)
Reaksi dengan Air
Magnesium
bereaksi lambat dengan air, kalsium stronsium, dan barium bereaksi lebih cepat
dengan air membentuk basa dan gas hidrogen.
Mg(s)
+ 2H2O(l) → Mg(OH)2(aq) + H2(g)
Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida
3)
Reaksi dengan Hidrogen
Alkali
tanah bereaksi dengan gas hidrogen membentuk hidrida dengan ikatan ion.
Ca(s)
+ H2(g)τΏTτΏτ― CaH2(s)
Kalsium hidroksida
Kalsium hidroksida
Hidrida
alkali tanah dapat bereaksi dengan air menghasilkan basa dan gas hidrogen.
CaH2(s)
+ 2H2O(l)→ Ca(OH)2(aq) + H2(g)
4)
Reaksi dengan Nitrogen
Reaksi
alkali tanah dengan gas nitrogen membentuk nitrida.
3Ca(s)
+ N2(g) → Ca3N2(s)
Magnesium nitrida
Magnesium nitrida
5)
Reaksi dengan asam
Alkali
tanah bereaksi dengan asam menghasilkan garam dan gas hidrogen. Reaksi semakin
hebat dari atas ke bawah.
Be(s)
+ 2HCl(aq) → BeCl2(aq) +
H2(g)
Berilium
bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam dan basa). Reaksi berilium dengan
basa kuat adalah sebagai berikut:
Be(s)
+ 2NaOH(aq) + 2H2O(l) τΏτΏτ― Na2Be(OH)4(aq) + H2(g)
6)
Reaksi dengan Halogen
Semua
alkali tanah dapat bereaksi dengan halogen membentuk garam dengan ikatan ion
kecuali berilium. Secara umum dapat dituliskan:
M +
X2 τΏτΏτ― MX2
Contoh: Ca(s) + Cl2(g) τΏτΏτ― CaCl2(s)
Contoh: Ca(s) + Cl2(g) τΏτΏτ― CaCl2(s)
7)
Reaksi Nyala
Pada
pemanasan/pembakaran senyawa alkali pada nyala api menyebabkan unsur alkali
tereksitasi dengan memancarkan radiasi elektromagnetik sehingga memberikan
warna nyala berilium (putih), magnesium (putih), kalsium (jingga merah),
stronsium (merah), dan barium (hijau).
Berilium dapat
bereaksi dengan asam dan basa (amfoter).
c.
Kelarutan Basa Alkali Tanah dan Garamnya
Basa
alkali tanah berbeda dengan basa alkali, basa alkali tanah ada yang sukar
larut. Harga hasil kelarutan (Ksp) dari basa alkali tanah dapat dilihat pada
tabel berikut.
Dari
data Ksp di atas terlihat harga Ksp dari Be(OH)2 ke Ba(OH)2 makin besar,
berarti hidroksida alkali tanah kelarutannya bertambah besar dengan naiknya
nomor atom. Be(OH)2 dan Mg(OH)2 sukar larut, Ca(OH)2 sedikit larut, Sr(OH)2 dan
Ba(OH)2 mudah larut. Be(OH)2 bersifat amfoter (dapat larut dalam asam dan basa
kuat).
Be(OH)2(s)
+ 2H+(aq) τΏτΏτ― Be2+
+ 2H2O(l)
Be(OH)2(s)
+ 2H–(aq) τΏτΏτ― BeO2
– + 2H2O(l)
Dari
tabel Ksp di atas terlihat hasil kali kelarutan garam sulfat berkurang dari
BeSO4 sampai BaSO4 berarti kelarutan garam sulfatnya dari atas ke bawah semakin
kecil. Kelarutan garam kromat dari BeCrO4 sampai BaCrO4. Semua garam
karbonatnya sukar larut, semua garam oksalatnya sukar larut kecuali MgC2O4 yang
sedikit larut. Untuk lebih memahami kelarutan basa dan garam alkali lakukan
kegiatan berikut.
Air
Sadah
1. Pengertian Air Sadah
Bila
kita masuk dalam sebuah gua di daerah berkapur kita akan melihat stalaktit dan
stalagmit. Bagaimanakah terjadinya stalaktit dan stalagmit? Pernahkah Anda
merebus air dalam ketel yang sudah lama digunakan? Apa yang dapat Anda amati
dalam dasar ketel? Semua peristiwa tersebut ada kaitannya dengan air sadah.
Di
dalam air seringkali terkandung mineral yang terlarut, misalnya CaCl2, CaSO4,
Ca(HCO3)2, MgSO4, Mg(HCO3)2 dan lain-lain tergantung dari sumber airnya. Air
yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+ dalam jumlah yang cukup banyak disebut air
sadah. Penggunaan air sadah ini menimbulkan beberapa masalah diantaranya sukar
berbuih bila digunakan untuk mencuci dengan sabun, menimbulkan kerak pada ketel
bila direbus karena air sadah mengendapkan sabun menjadi scum dan mengendapkan
CaCO3 bila dipanaskan. Air yang hanya sedikit atau tidak mengandung ion Ca2+
atau Mg2+ disebut air lunak.
Air
sadah terutama disebabkan adanya Ca(HCO3)2 yang terlarut dalam air. Ion kalsium
dan bikarbonat, antara lain berasal dari proses pelarutan batu kapur CaCO3
dalam lapisan tanah oleh air hujan yang mengandung sedikit asam.
CaCO3(s)
+ H2O(l) + CO2(g) τΏτΏτ― Ca(HCO3)2(aq)
batu kapur air hujan kalsium bikarbonat
batu kapur air hujan kalsium bikarbonat
Air
yang menetes di dalam gua mengandung Ca(HCO3)2 yang terlarut dan CaCO3 yang
tidak larut. CaCO3 yang tertinggal di langit-langit gua semakin bertambah
panjang membentuk stalaktit dan air yang menetes membawa CaCO3 yang semakin
menumpuk di dasar gua makin tinggi membentuk stalagmit. Air yang terus mengalir
mengandung Ca(HCO3)2 terlarut merupakan air sadah. Untuk mengetahui kesadahan
suatu air dapat dilakukan penambahan tetesan air sabun terhadap suatu contoh sampel
air sampai terbentuk busa. Air sadah memerlukan lebih banyak air sabun untuk
membentuk busa, sedangkan air lunak hanya membutuhkan sedikit air sabun untuk
membentuk busa.
2.
Macam Kesadahan Air
Kesadahan
air dapat dibedakan menjadi kesadahan sementara dan kesadahan tetap.
1. Kesadahan sementara
Adalah kesadahan
yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2,
Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat / mudah
dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Ca(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 → dipanaskan → CO2 (gas) + H2O
(cair) + MgCO3 (endapan)
Kesadahan sementara dapat hilang apabila dipanaskan karena kesadahan
sementara akan terurai dan mudah bereaksi.
2. Kesadahan tetap
Adalah kesadahan
yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, misal
CaSO4, MgSO4, CaCl2, MgCl2.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan soda – kapur (terdiri
dari larutan natrium karbonat dan magnesium hidroksida) sehingga terbentuk
endapan kaslium karbonat (padatan/endapan) dan magnesium hidroksida
(padatan/endapan) dalam air.
Reaksinya:
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)
CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2NaCl (larut)
CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) +
Na2SO4 (larut)
MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4 (larut)
Ketika kesadahan kadarnya adalah lebih
besar dibandingkan penjumlahan dari kadar alkali karbonat dan bikarbonat, yang
kadar kesadahannya eqivalen dengan total kadar alkali disebut “ kesadahan
karbonat; apabila kadar kesadahan lebih dari ini disebut “kesadahan
non-karbonat”. Ketika kesadahan kadarnya sama atau kurang dari penjumlahan dari
kadar alkali karbonat dan bikarbonat, semua kesadahan adalah kesadahan karbonat
dan kesadahan noncarbonate tidak ada. Kesadahan mungkin terbentang dari nol ke
ratusan miligram per liter, bergantung kepada sumber dan perlakuan dimana air
telah subjeknya. Kesadahan tetap tidak hilang pada saat pemanasan namun akan
hilang apabila ditambah dengan CaCO3.
3.
Cara Menghilangkan Kesadahan
Kesadahan
sementara dapat dihilangkan dengan mendidihkan air karena ion Ca2+ dan Mg2+
akan diendapkan sebagai CaCO3 atau MgCO3. Kesadahan tetap dapat dihilangkan
dengan cara:
a.
Menambahkan Na2CO3
Natrium karbonat Na2CO3 dapat menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan diendapkan sebagai CaCO3 dan MgCO3. Misalnya, air sadah tetap yang mengandung garam CaCl2, maka ion Ca2+ dari CaCl2 dapat diendapkan dengan menambahkan Na2CO3. CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) τΏτΏτ― CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
Natrium karbonat Na2CO3 dapat menghilangkan kesadahan sementara dan kesadahan tetap karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan diendapkan sebagai CaCO3 dan MgCO3. Misalnya, air sadah tetap yang mengandung garam CaCl2, maka ion Ca2+ dari CaCl2 dapat diendapkan dengan menambahkan Na2CO3. CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) τΏτΏτ― CaCO3(s) + 2NaCl(aq)
b.
Dengan Resin Penukar Ion
Dalam proses penukaran ion, air sadah tetap dilewatkan melalui material seperti zeolit (natrium aluminium silikat) yang akan mengambil ion Ca2+ dan Mg2+ menggantikan ion Na+. Dengan demikian, diperoleh air lunak karena sudah tidak mengandung ion Ca2+ dan Mg2+.
Dalam proses penukaran ion, air sadah tetap dilewatkan melalui material seperti zeolit (natrium aluminium silikat) yang akan mengambil ion Ca2+ dan Mg2+ menggantikan ion Na+. Dengan demikian, diperoleh air lunak karena sudah tidak mengandung ion Ca2+ dan Mg2+.
4.
Kerugian Penggunaan Air Sadah
Penggunaan
air sadah menimbulkan beberapa kerugian antara lain sebagai berikut.
a. Cucian menjadi kurang bersih karena air sadah menggumpalkan sabun, sehingga menjadi boros sabun.
b. Sabun yang menggumpal menjadi scum yang meninggalkan noda pada pakaian akibatnya pakaian menjadi kusam.
c. Menimbulkan kerak pada ketel, pipa air, dan pipa radiator sehingga mengakibatkan boros bahan bakar karena keraknya tidak menghantarkan panas dengan baik dan dapat menyumbat pipa air.
a. Cucian menjadi kurang bersih karena air sadah menggumpalkan sabun, sehingga menjadi boros sabun.
b. Sabun yang menggumpal menjadi scum yang meninggalkan noda pada pakaian akibatnya pakaian menjadi kusam.
c. Menimbulkan kerak pada ketel, pipa air, dan pipa radiator sehingga mengakibatkan boros bahan bakar karena keraknya tidak menghantarkan panas dengan baik dan dapat menyumbat pipa air.
Air Lunak
Air yang mengandung ion alkali tanah dengan
konsentrasi rendah dan biasanya berasal dari bantuan asam; dikatakan rendah
jika kandungan CaCo3 kurang dari 50 mg per liter.
Dalam air
lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa
*maaf tabel tidak dapat di tampilkan* :(
Komentar
Posting Komentar